cover
Contact Name
pramesti
Contact Email
fadesti@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fadesti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa
ISSN : 20870795     EISSN : 26220652     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
The main focus of this journal is to promote global discussion forums and interdisciplinary exchanges among academics, practitioners and researchers of visual arts and visual culture. Series will encourage practice and research innovation that focuses on visual arts and visual culture, contributing to a better understanding of the highly dynamic development of dynamic theories, practices and discourses of visual art and visual culture.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2019)" : 8 Documents clear
SHOWROOM SEBАGАI MEDIА KOMUNIKАSI VISUАL BRАND TENUN TROSO KАBUPАTEN JEPАRА Kukuh Dwi Wijanarko; Tristan Alfian
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.547 KB) | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2823

Abstract

Brаnding Teun Troso is very importаnt, becаuse the Troso fаbric аs а textile thаt cаn reflect the stаtus of а person in society. Troso's Tenun mаin problem is thаt besides the price is more expensive thаn other fаbrics, promotion to brаnding Troso is аlso very less. In generаl, the purpose of this study to find аnswers thаt mаtch the mаin problems of the concept of brаnding bаsed on the creаtive industry аnd brаnd visuаl communicаtion strаtegy thаt gives impаct to the development of Troso Jepаrа Weаving. Brаnding thаt hаs been widely displаyed through the showroom аs а setrаtegi communicаtion entrepreneurs аre expected to аttrаct tourists to buy weаving. The reseаrch method is descriptive thаt is to mаke аn аccurаte, systemаtic аnd fаctuаl explаnаtion аbout the fаcts аnd nаture of the populаtion or specific locаtion in this sense in reseаrch. The concept of brаnding Troso weаving wаs originаlly run by entrepreneurs through Showroom or а plаce to displаys of production. Most of the mаrketing is delivered to Bаli, Jаkаrtа, Yogyаkаrtа, Solo, аnd аreаs outside Jаvа such аs Lаmpung, Sulаwesi, NTB, Flores, Pаpuа, аnd others. Prospects аfter the fаmous Troso Weаving brаnding, it is expected thаt entrepreneurs cаn mаrket directly to buyers without third pаrty intermediаries. 
PEREMPUAN BALI DALAM LUKISAN GAYA KAMASAN KARYA PELUKIS MANGKU MURIATI Ida Bagus Komang Sindu Putra
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.142 KB) | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2933

Abstract

AbstrakArtikel ini membahas tentang perempuan Bali dalam lukisan gaya Kamasan karya Mangku Muriati. Pembahasan dalam artikel ini berpijak pada dua hal yakni aspek psikobiografi dan karya-karya Mangku Muriati yang didalamnya terkandung konsep dan tema-tema tentang persoalan gender. Secara biografi, pengalaman Mangku Muriati yang tumbuh dan besar dalam lingkungan seni lukis Kamasan di desanya, juga latar belakang pendidikan akademis yang diperoleh di perguruan tinggi, serta profesi kepemangkuan dan kesenimanan yang Ia lakoni memberi pengaruh pada cara pandangnya dalam memahami gender yang kemudian disampaikan dalam karyanya. Selanjutnya dalam karya-karyanya, Mangku Muriati menghadirkan perluasan tema dari tema Pewayangan menjadi tema-tema keseharian khususnya tentang perempuan Bali masa kini dan peran mereka dalam kehidupan sosial. Karya-karya Mangku Muriati mengandung pernyataan ihwal sikapnya sebagai perempuan dalam memandang persoalan gender.
KAJIAN FORMALISTIS PATUNG SAPI DESA SAPEN, MOJOLABAN, SUKOHARJO Florentinus Osa Tohea; Henry Cholis
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.721 KB) | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2932

Abstract

Karya patung sapi merupakan bagian dariseni patung yang memiliki beberapa tujuan penciptaan. Salah satunya adalah sebagai monumen penanda keberadaan suatu daerah atau suatu pengingat akan peristiwa yang telah terjadi.Penelitian ini membahas tentang latar belakang dibangunya karya seni patung sapi di desa Sapen dan kajian visual formalistik unsur-unsur yang terdapat pada patung tersebut. Fokus permasalahan yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah latar belakang, visual dan makna keberadaan patung sapi desa Sapen bagi masyarakat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber narasumber, sumber tertulis dan foto guna memperoleh data yang diperlukan. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui obserasi, dokumentasi dan wawancara. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan etnografi dan visual. Serta teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif.Hasil dari penelitian berjudul Kajian Formalistik Patung Sapi Desa Sapen, Mojolaban, Sukoharjo adalah: (1) Sejarah pembuatan patung sapi dan cerita rakyat yang melatar-belakangi pemilihan sosok sapi pada seni patung tersebut. (2) Kajian visual patung sapi menggunakan pendekatan prinsip-prinsip dasar seni rupa. (3) Makna yang dirasakan warga sekitar tentang keberadaan seni patung sapi di desa Sapen.
MELACAK MAKNA KONSEP KERUPAAN PADA LAMBANG INSTANSI DI INDONESIA DENGAN SUMBER BENTUK MATAHARI wisnu adisukma
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2908

Abstract

The article tittled Melacak Makna Konsep Kerupaan Pada Lambang Instansi di Indonesia dengan Sumber Bentuk Matahari is intended to pursue the textual and contextual meaning of institution sign with basic shape of sun. With iconographic approach would be obtained deeper and broader meaning from a work of art. Through this approach, the artwork will be a major concern in reviewing the history of art, nevertheless still necessary to understand the contextual and symbolic aspects. As the results, sign with basic shape of sun is the cosmic center, cental, foundation point, origin, sangkan paran, or axis mundi. Therefore, it is as the sun that is the problem solving of many problematics in its era.
KAJIAN BENTUK DAN MAKNA KERIS CANTHANG BALUNG DALAM UPACARA GREBEG MULUD DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA Jauhari Jauhari
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.156 KB) | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2864

Abstract

ABSTRACTThis research discussed the form and meaning of the Canthang Balung kris in the Grebeg Mulud ceremony at the Kasunanan Palace in Surakarta. The method of this research was a descriptive qualitative research. The datum were obtainned through interviews with primary informants from the Surakarta Palace, written sources in the form of reference books, photos, and videos. In order to obtain the expected data, researcher used data collection techniques through observation, in-depth interviews, library research and documentation. The process of data analysis was completed into several steps, those are data collection, data analysis, data display and conclusions. From the results of the study it was concluded that the existence of the Canthang Balung kris was not only used to be a prerequisite instrument in the Grebeg Mulud ceremony at the Kasunanan Palace in Surakarta but also as  a cultural product in which had full of symbolic meaning and a mystical, sacred, and beautiful values derived from traditional roots based on Javanese religion, cosmology and mythology. Canthang Balung kris contained the teachings / philosopy of ethics and beauty in the form of visual appearance and life symbols which can lead humans to perfection and the real identity. The form on the Canthang Balung kris became a media for the expression of religious and aesthetics. It was to communicate noble teachings so that they could be understood and grasped by their supporting communities. The symbolic meaning can be interpreted as follows: safety, peace, harmony and fertility. Keywords: Kris, Canthang Balung, shape and meaningABSTRAKPenelitian ini membahas tentang bentuk dan makna keris Canthang Balung dalam upacara Grebeg Mulud di Keraton Kasunanan Surakarta. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data-data diperoleh melalui wawancara dengan narasumber primer dari Keraton Surakarta, sumber tertulis berupa buku referensi, foto dan video. Untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, studi pustaka dan pendokumentasian. Proses analisis data melalui beberapa tahapan, yaitu pengumpulan data, analisis data, sajian data serta kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan keris Canthang Balung selain sebagai kelengkapan dalam upacara Grebeg Mulud di Keraton Kasunanan Surakarta juga merupakan produk budaya yang di dalamnya sarat dengan makna simbolis serta memiliki muatan nilai yang bersifat mistis atau sakral, spiritual dan indah bersumber dari akar tradisi yang berpijak pada religi, kosmologi dan mitologi Jawa. Dalam keris Canthang Balung juga termuat ajaran etika dan keindahan berupa penampilan visual dan simbol pandangan hidup yang dapat menuntun manusia menuju kesempurnaan dan jati diri yang sejati. Bentuk pada keris Canthang Balung menjadi wadah pengungkapan ekspresi yang bersifat religius dan estetis, yakni sebagai sarana untuk mengkomunikasikan ajaran-ajaran luhur sehingga dapat dipahami dan ditangkap maksudnya oleh masyarakat pendukungnya. Makna simbolis tersebut dapat ditafsirkan antara lain sebagai berikut: keselamatan, ketentraman, keharmonisan, dan kesuburan. Kata Kunci: Keris, Canthang Balung, bentuk dan makna
PERANCANGAN AUDIO VISUAL SEBAGAI MEDIA PROPAGANDA DALAM PELESTARIAN BUDAYA PANJI DI KEDIRI Dwiki Setya Prayoga; I Nyoman Lodra; Autar Abdillah
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.74 KB) | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2829

Abstract

Desain audio visual sebagai media propaganda dalam pelestarian budaya budaya di Kediri dilakukan oleh Pemerintah dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kediri. Audio visual adalah bagian terpenting dari propaganda karena konten yang telah dikemas dan disajikan dalam hitungan menit harus dapat menarik perhatian publik. Selain itu, penyebaran informasi juga melalui situs web media. Dengan harapan budaya / cerita spanduk dapat lebih dikenal dan masih dilestarikan dari dalam dan luar negeri terutama masyarakat lokal di Kediri.Indonesia juga mengajukan dokumentasi Konferensi Asia-Afrika untuk diserahkan kepada MOW. Memory of the World adalah salah satu program dua tahunan UNESCO di bawah unit kerja komunikasi dan informasi yang berfokus pada pencegahan kepunahan warisan dokumenter dari manuskrip, peta, foto atau audiovisual. Warisan dokumenter dunia yang diselamatkan oleh berbagai negara dianggap memiliki nilai historis yang sangat penting dan perlu dilestarikan dan untuk masa depan akan didigitalkan. UNESCO memberikan pengakuan terhadap dokumen-dokumen bersejarah ini dengan tujuan memelihara dan menyebarluaskan arsip dan koleksi berharga di perpustakaan dari seluruh dunia. Setiap negara dapat mengajukan naskah atau dokumen sebelumnya untuk masuk ke daftar warisan dunia. Ada tiga kondisi yang dapat dimasukkan oleh dokumen ke MOW asli, memiliki dampak domestik, dan dampak internasional.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif, dengan objek penelitian video propaganda Panji. Dalam perancangan ini menggunakan pendekatan meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur.
VISUALISASI DOA JALAN SALIB MENGADOPSI GAYA WAYANG BEBER DENGAN TEKNIK SENI GRAFIS CUKIL KAYU Alexander Nawangseto Mahendrapati
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.338 KB) | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2931

Abstract

Research covered titled visualize prayer road crosses by adopting the Wayang Beber style used a woodcut technique of the printmaking is the artistic research (the creation of art) that is carried out based on the art of printing graphic especially a woodcut which is initially be used as a tool to increase religious manuscripts , book illustrations , and then used as propaganda media can be printed because she is the presence of many unique visual and character .Pengkarya use uniqueness in the graphic arts this as an element that reinforce the value estetik and artistic work in visual. This research which was conducted with us is to conduct a study on the degree to which the prayers of devotion road crosses was influential on the strengthening of the value of the true faith admit this catholics in general. The study on Wayang Beber show some years previously had broken also needs to be undertaken of the aspect of visual and if they used these tools as a means of second to disseminate the rudimentary and elemental teachings religious and the good aspects it has done. Through a process go brainstorm and the review of visual artworks in with the theme of or illustration the story of poor reduced to such misery in its course the cross of Jesus Christ was one of those which is borne by their stations of a place of rest the way of a cross in religious place then enacted into a the theme of the creation of the aertwork. The hope is by the creation of the work of the printmaking is due to the activities to give alternarif new in the perspective of all the participants to pray visualization road crosses as well as as a medium for the congregation of the Catholics to are more likely to set on other concerns the road crosses and make him of the love of the faithful for accordance with what god has cope with life.      
IDENTITAS BONEK PADA SPANDUK “SURABAYA MELAWAN” Obed Bima Wicandra; Anang Tri Wahyudi
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.01 KB) | DOI: 10.33153/brikolase.v11i2.2894

Abstract

Seni jalanan bagi Bonek adalah media perlawanan kepada federasi sepak bola Indonesia, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Mereka menggunakan seni jalanan bukan hanya sebagai media berekspresi melainkan juga menjadi media identitas sebagai suporter Persebaya. Perlakuan PSSI yang dianggap tidak berkeadilan menjadikan Bonek membuat gerakan budaya berupa protes melalui seni jalanan, dalam hal ini spanduk. Seni jalanan sendiri pada sejarahnya adalah media liar yang dipakai di ruang-ruang publik untuk menyatakan keseniannya maupun sebagai media berekspresi yang bagi seniman dibatasi hanya di galeri-galeri. Publik bagi seniman juga adalah ruang bagi masyarakat bebas menikmati karya seni. Hal ini pula yang mendasari Bonek memakai seni jalanan (spanduk) karena di samping efektif dalam menyampaikan pesan tetapi seni jalanan juga dipandang sebagai media tanpa sekat (egaliter) sebagaimana identitas Bonek selama ini. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan perspektif dalam kajian budaya terutama kaitannya dengan budaya visual. Identifikasi diri yang terdapat dalam komunitas Bonek memunculkan identitas suporter sepak bola yang membedakannya dengan komunitas suporter sepak bola lain. Elemen-elemen visual maupun pesan yang disampaikan dalam spanduk menarik untuk diteliti untuk mendapatkan bagaimana identitas dipahami oleh Bonek dalam mendukung klub pujaannya, Persebaya.

Page 1 of 1 | Total Record : 8